Thursday, December 22, 2016

Mertua, Aku Dan Si Boss

Mertua, Aku Dan Si Boss


Tak ingin sebenernya jalinan pernikahan kita di nodai dgn kata perselingkuhan”,kata-kata ini terlihat sangat tak pantas dan momok untuk keluarga kita.Apa boleh buat nafsu diriku terlalu tingi sampai imanku terbobol untuk melaqukan perbuatan yg sungguh-sungguh hina dan tak pantas ditiru oleh siapa saja.Dgn seiring berjalan waktu aqu semakin tak terkontrol ya apa lagi kalau bukan”Seks”.Salah salah aqu kayaknya jadi hiper seks,kebiasaan jelek yg tak mampu hapus sampai sekarang yaitu menonton vidio dewasa,bahkan hampir seluruh gaya seks kayaknya sudah aqu praktekan sesuai adegan filem.Kali aja hal ini yg menjadi pemicu awal dari ketergantungan ku melaqukan seks bebas maupun dgn istri sendiri.

Parahnya lagi hati kecilku ingin melampiaskan kemaluan panjang ku ini ke berbagai jenis perempuan,baik tua muda.ABG,atau masih dibawah umur.Padahal saat ini aqu sudah menikah dgn perempuan pilihanku,namun keranan jadwal kerjanya yg terlalu over jadi pertemuan dgn istriku sangatlah minim,pulang kerja paling istriku sudah capek.”hubungan badan kadang dilalaikannya”.

Inilah yg menjadi problem di keluargaqu.Bulan ini mertuaqu dikabarkan akan berkunjung kerumahku.Untuk itu istriku hari ini mempersiapkan baik kamar tempat tidur dan berbagai keperluan nya selama tinggal disini.Ini adalah kesempatan empuk bagiku,tanpa sepengetahuan istriku aqu juga menikmati badan bahenol mertuaqu,menantu gila memang aqu ini,sesudah anaknya ibunya juga ikut dimakan.Semua memang bagaikan surprise kejadian ini sungguh diluar batas naluriku.Mertuaqu juga masih mempunyai gairah seks yg luar biasa bahkan istri ku sendiri kayaknya kalah dgn kemampuannya,sudah beberapa kali akhrinya aqu berhasil melampiaskan seks ku kepada ibu mertuaqu.

Dan kali ini kayaknya,Selama satu minggu Ibu Mertuaqu berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aqu dan Ibu Mertuaqu sering mengulangi persebadanan kita. Apalagi sesudah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yg sedang di kerjakan kantor istriku, Aqu dan Ibu mertuaqu tak menyia-nyiakan kesempatan yg kita peroleh, kita berdua semakin lupa diri. Aqu dan Ibu mertuaqu tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kita datang aqu dan Ibu Mertuaqu langsung menuntaskan hasrat kita berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaqu dgn air maniqu, akibatnya fatal.

Sesudah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaqu minta agar Ibu mertuaqu segera pulang ke Gl, dgn berat hati akhirnya Ibu mertuaqupun kembali ke desa Gl. Sesudah Ibu mertuaqu kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi Aqu begitu ketagihan dgn permainan seks Ibu Mertuaqu aqu rindu jeritan jeritan joroknya, saat klimaks sedang melandanya.

Pertengahan juni kemudian Ibu mertuaqu menelponku ke kantor, aqu begitu gembira sekali Kita
berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi persebadanan kita, namun yg paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaqu memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan sesudah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaqu positip hamil. Aqu kaget sekali, aqu pikir, Ibu Mertuaqu sudah tak bisa hamil lagi.

Aqu minta kepada Ibu mertuaqu, agar benih yg ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Ibu mertuaqu menolaknya, Ibu mertuaqu bilang itu sama saja dgn bunuh diri, kerana suaminya sudah lama tak pernah lagi menggaulinya, namun masih bisa hamil. Baru aqu tersadar, yah kalau Bapak mertuaqu tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaqu marah besar apalagi jika Bapak mertuaqu tahu kalau yg menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.

Juga atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yg sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu
mertuaqu untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaqu memutuskan untuk mengambil
tindakan.

“Bu, apa perlu aqu datang ke desa Gl?”
Ibu mertuaqu melarang, “Tak usah sayg nanti malah bikin Bapak curiga, lagi pula ini hanya operasi kecil”.

Sesudah aqu yakin bahwa Ibu mertuaqu tak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayg badan telanjang Ibu mertuaqu.

“Bu aqu kangen sekali sama Ibu, aqu kepengen banget nih Bu”
“Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pendhos. Tunggu ya sayg, sesudah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Pendhos boleh entotin Ibu sepuasnya”.

Sebelum kuakhiri percakapan, aqu bilang sama Ibu mertuaqu agar jangan sampai hamil lagi, Ibu
mertuaqu hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.. , hubungan gelap antara aqu dgn Ibu mertuaqu menghasilkan benih yg mendekam di rahim Ibu mertuaqu, aqu sangat bingung sekali.

Saat aqu sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yg terjadi antara aqu dan Ibu mertuaqu, aqu dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaqu.

“Hallo, selamat pagi”.
“Pendhos kamu tolong ke ruang Ibu sebentar”.

Ternyata Bos besar yg memanggil, aqupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju
ruangan Ibu Melanie. Ibu Melanie, perempuan setengah baya, yg sudah menjanda kerana ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan. Aqu taksir, usia Ibu Melanie kurang lebih 45 tahun, Ibu Melanie seorang perempuan yg begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Melanie tetap terlihat cantik, hanya sayg Badan Ibu Melanie agak gemuk.

“Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya”.
“Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yg diberikan sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?”.

“Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tak ada kesalahan”. Jawabku.

“Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?”. Tanya Ibu Melanie.
“Oh nggak Bu Saya tak apa-apa”.
“Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu”.

“Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok”. Jawabku.
Saat aqu hendak meninggalkan ruangan Ibu Melanie, aqu sangat terkejut sekali, saat Ibu Melanie berkata, “Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu hamil”.

Aqu sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaqu panas sekali, aqu sungguh-sungguh mendapatkan malu yg luar biasa.

“Dari mana Ibu tahu?” tanyaqu dgn suara yg terbata bata.
“Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok
online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu. Sebenarnya, sesudah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, namun Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dgn Ibu mertuamu sendiri”.

Aqu marah sekali, namun apa daya Ibu Melanie adalah atasanku, selain itu Ibu Melanie adalah
saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aqu bekerja, bisa bisa malah aqu dipecat. Aqu
hanya diam dan menundukan kepalaqu, aqu pasrah.

“Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu”
“Terima kasih Bu”, jawabku lirih sambil menundukkan mukaqu
“Nanti sore sesudah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yg hendak Ibu bicarakan dgn kamu, OK”.

“Tentang apa Bu?” tanyaqu.
“Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dgn Ibu mertuamu dan jangan menolak”
pintanya tegas.

Aqupun keluar dari ruangan Ibu Melanie dgn perasaan tak karuan, aqu marah atas perbuatan Ibu
Melanie yg dgn lancang mendengarkan pembicaraanku dgn Ibu mertuaqu dan rasa malu kerana
hubungan gelapku dgn Ibu mertuaqu diketahui oleh orang lain.

“Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya”, Tanya Wilman sohibku.
“Ah, nggak ada apa apa Wil Aqu lagi capek aja”.
“Oh aqu pikir si gendut itu marahin kamu”.
“Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Melanie denger mati kamu”.

Hari itu aqu sudah tak konsentrasi dalam pekerjaanku Aqu hanya melamun dan memikirkan Ibu
mertuaqu, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayg dgn jelas sekali paras Ibu mertuaqu kekasihku, rasanya aqu ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaqu, namun apa daya Ibu mertuaqu melarangku. Apalagi nanti sore aqu harus pergi dgn Ibu Melanie, dan aqu harus menceritakan kepadanya semua yg aqu alami dgn Ibu mertuaqu, uh.. rasanya mau meledak dada ini

Aqu berharap agar jam tak usah bergerak, namun detik demi detik terus berkemudian dgn cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aqu hanya bisa pasrah, mau tak mau aqu harus mencerikan semua yg terjadi antara aqu dgn Ibu mertuaqu agar rahasiaqu tetap aman.

“Kring.. “, kuangkat telepon di meja kerjaqu.
“Gimana? Sudah siap”, Tanya Ibu Melanie. “Ya Bu saya siap”, “Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda”.

Ternyata Ibu Melanie tak ingin kepergiannya dgnku diketahui karyawan lain. Dgn menumpang mobil kawanku Wilman, aqu diantar sampai atm bni, dgn alasan aqu mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya wilman pun tak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aqu menunggu Ibu Melanie, namun yg ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Melanie masuk ke halaman dan parkir. Ibu Melanie pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM.

“Hi.. Pendhos ngapain kamu disini?”, sapa Ibu Melanie.
Aqu jadi bingung, namun Ibu Melanie mengedipkan matanya, aqupun mengerti maksud Ibu Melanie, agar kita bersandiwara kerana ada beberapa orang yg sedang antri mengambil uang.

“Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen namun kok belum datang juga”, sahutku.
Ibu Melaniepun bergabung antri di depan ATM.
“Gimana, temenmu belum datang juga?” Saat Ibu Melanie keluar dari ruang ATM.
“Belum Bu”.

“Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah”.
Aqu pun berjalan kearah mobil Ibu Melanie, aqu duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Melanie sementara Ibu Melanie sendiri duduk dibangku belakang.
“Ayo, Pak Bari kita pulang” “Iya Nya.. “, sahut Pak bari “Untung aqu ketemu kamu disini Pendhos. Padahal tadi aqu sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang”.

Uh.. batinku Ibu Melanie mulai bersandiwara lagi.
“Memangnya ada apa Ibu mencari saya?”.

“Mengenai proposal yg kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada  beberapa kekurangan yg harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK”.

Aqu hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aqu tak tahu kalau aqu sudah sampai dirumah Ibu Melanie.
“Ayo masuk”, ajak Ibu mia.

Aqu sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yg sanggat besar dan megah. Aqu dan Ibu
Melanie pun masuk kerumahnya semakin kedalam aqu semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Melanie yg begitu antik dan mewah.

“Selamat sore Nya”,
“Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yg harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pendhos bekerja disana”.
“Baik Nya”.
Aqupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Melanie.
“Silakan Den, ini kamarnya”.

Aqupun memasuki kamar yg ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yg besar dan mewah sekali. Langsung aqu duduk di sofa yg ada di dalam kamar.

“Kring.. , kring.. “, kuangkat telepon yg menempel di dinding.
“Hallo, Pendhos, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tak kusut”.
“Oh.. iya Bu terimakasih”.

Langsung aqu menuju kamar mandi, membersihkan seluruh badanku denga air hangat, sesudah
selesai aqupun membuka lemari pakian yg sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yg pas dgnku.

Sudah hampir jam tujuh malam namun Ibu Melanie belum muncul juga, yg ada malah Iyem yg datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aqu sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Melanie yg masuk, aqu benar benar terpana melihat pakaian yg dikenakan oleh Ibu Melanie tipis sekali. Sesudah mengunci pintu kamar Ibu Melanie datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aqu memandangi badan Ibu Melanie, walaupun gendut namun Ibu Melanie tetap cantik.

Sesudah beberapa saat aqu menghabiskan makananku Ibu Melanie berkata kepadaqu, Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yg kamu alami dgn Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yg kamu kenakan”.
“Namun Bu”, protesku.

“Pendhos, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dgn ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu”.

Aqu benar benar sudah tak punya pilihan lagi, kulepas kaos yg kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut cd ku, aqu telanjang bulat sudah. Kerana malu kututup kemaluanku dgn kedua tanganku.

“Sial!”, makiku dalam hati, aqu benar benar dilecehkan oleh Ibu Melanie saat itu.
“Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kemaluanmu”, bentak Ibu Melanie.
“Mm.. , lumayan juga kemaluanmu”.

Malu sekali aqu mendengar komentar Ibu Melanie tentang ukuran kemaluanku, yg ukurannya hanya standar Indonesia.
“Nah, sekarang ceritakan semuanya”.

Dgn perasaan malu, aqupun menceritakan semua kejadian yg aqu alami bersama Ibu Mertuaqu, mau tak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, kerana aqu menceritakan secara detail apa yg aqu alami. Kulihat Ibu Melanie mendengarkan dan menikmati ceritaqu, sesekali Ibu Melanie menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Melanie bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yg dia kenakan, aqu terdiam dan terpana menyaksikan badan gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan badan Ibu Melanie membuat jaqunku turun naik.

“Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu”, bentaknya lagi.
“Baik Bu”, aqupun melanjutkan ceritaqu kembali, namun aqu sudah tak konsentrasi lagi dgn ceritaqu, apalagi saat Ibu Melanie menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kemaluanku, aqu sudah tak fokus lagi pada ceritaqu.

“Ahh.. “, jeritku tertahan saat mulut Ibu Melanie mulai mengulum kemaluanku.
“Ahh.. Bu.. , nikmat sekali”.

Kuangkat kepala Ibu Melanie, kitapun berciuman dgn liarnya, kupeluk badan gendut bossku.
“Bu.. kita pindah keranjang saja”, pintaqu,

Sambil terus berpelukan dan berciuman kita berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan badan Ibu Melanie, ku lumat kembali bibirnya, kita berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kita.

“Ahh.. “, Jerit Ibu Melanie saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.
“Uhh Pendhos.. enak.. sayg”.

Ketelusuri badan Ibu Melanie dan jilatan lidahkupun menuju kemaluan Ibu Melanie yg licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap kemaluan Ibu Melanie dan kujilati seluruh lendir yg keluar dari kemaluannya. Banjir sekali Mungkin kerana Ibu Melanie sudah sangat terangsang mendengar ceritaqu.

“Ahh”, jerit Ibu Melanie saat dua jariku masuk ke lobang surganya, dan tanganku yg satu lagi
meremas-remas teteknya.

Aqu berharap agar orang yg sudah melecehkanku ini cepat mencapai klimaksnya, aqu makin beringas lidahku terus menjilati kemaluan Ibu Melanie yg sedang dikocok kocok dua jari tanganku. Usahaqu berhasil, Ibu Melanie memohon agar aqu segera memasukan kemaluanku ke lobang kemaluannya, namun aqu tak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilobang kemaluan Ibu Melanie, badan Ibu Melaniepun makin menegang.

“Aaarrgghh.. Pendhos”, jerit Ibu Melanie badannya melenting, kakinya menjepit kepalaqu saat badai klimaks melanda dirinya,

Aqu puas sekali melihat kondisi Ibu Melanie, seperti orang yg kehabisan napas, matanya terpejam, kubiarkan Ibu Melanie menikmati sisa sisa klimaksnya. Kucumbu kembali Ibu Melanie kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam kemaluan nya yg sudah sangat basah.

“Ampun.. Pendhos.. biarkan Ibu istirahat dulu”, pintanya.
Aqu tak memperdulikan permintaannya, kubalik badan telentangnya, badan Ibu Melanie tengkurap kini.

“Jangan.. dulu Pen…. Ibu lemas sekali”.
Aqu angkat badan tengkurapnya, Ibu Melanie pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kemaluanku kelobang kemaluan Ibu Melanie. Kutekan dgn keras dan.. Blesss masuk semua batang kemaluanku tertelan lobang nikmat kemaluan Ibu Melanie.

“Iiihh.. Pen…. kamu.. jahat”.
Aqupun mulai mengeluar masukan kemaluanku ke lobang kemaluan Ibu Melanie, orang yg paling di taquti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaqu. Aqu puas sekali, kupompa dgn cepat keluar masuknya kemaluanku di lobang kemaluan Ibu Melanie, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Melanie dgn badanku menambah nikmat persebadankanku.

“Uhh.. “, jeritku saat kemaluanku mulai berdenyut denyut.
Aqupun sudah tak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dgn cepat kemaluanku, Ibu Melaniepun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.

“Ahh Ibu.. aqu mau.. keluar.. “.
Dan cret.. cret, muncrat sudah air maniqu masuk kedalam Kemaluan dan rahim Ibu Melanie, beberapa detik kemudian Ibu Melanie pun menyusul mendapatkan klimaksnya, dgn satu teriakan yg keras sekali, Ibu Melanie tak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.

Ibu Melanie rebah tengkurap, aqupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk badan gendut Ibu Melanie. Nikmat sekali.. , Klimaks yg baru saja kita raih bersamaan, kulihat Ibu Melanie sudah lelap tertidur, dari celah belahan kemaluan Ibu Melanie, air manyku masih mengalir, aqu benar benar puas kerana orang yg sudah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali badan Ibu Melanie, kemaluankupun tegak kembali, ku balik badan Ibu Melanie agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kemaluanku di lobang kemaluan Ibu Melanie.

“Uhh Pendhos.. Ibu lelah sekali sayg”, Lirih sekali suara Ibu Melanie.
Aqu sudah tak peduli, langsung kutancapkan kemaluanku ke lobang nikmat Ibu Melanie, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kemaluanku, badan Ibu Melanie terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kemaluanku, rasanya saat itu aqu seperti bersebadan dgn mayat, tanpa perlawanan Ibu Melanie hanya memejamkan matanya. Kukocok dgn cepat dan keras keluar masuknya kemaluanku di lobang kemaluan Ibu Melanie.. , dan langsung ku cabut kemaluanku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Melanie.

Kerana lelah aqupun tertidur sisamping badan telanjang Ibu Melanie, sambil kupeluk badannya, saat aqu terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aqu bergegas membersihkan badanku dan mengenakan pakaian kerjaqu.

“Bu.. Bu.. Melanie bangun Bu.. “.
Akhirnya dgn malas Ibu Melanie membuka matanya.
“Sudah malam Bu saya mau pulang”.
“Pendhos kamu liar sekali, rasanya badan Ibu seperti tak bertulang lagi”.
Ibu Melaniepun bangkit mengenakan pakaiannya, kita berdua berjalan keluar kamar.
“Tunggu sebentar ya Pendhos, kemudian Ibu Melanie masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Melanie keluar dari kamarnya dgn senyumnya yg menawan.
“Ini untuk kamu”.

“Apa ini Bu?”, Tanyaqu, saat Ibu Melanie menyodorkan sebuah amplop kepadaqu.
Aqu menolak pemberian Ibu Melanie, namun Ibu Melanie terus memaksaqu untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi amplop yg diberikan Ibu Melanie kemudian kembali kita berciuman dgn mesranya.

Dalam perjalanan pulang aqu masih tak menygka bahwa aqu baru saja bersebadan dgn Ibu Melanie. Entah nasib baik ataukah nasib buruk namun aqu benar benar menikmatinya.