Wednesday, December 21, 2016

Ngentot Dari Padang Golf

Ngentot Dari Padang Golf

Aqu bekerja disebuah perusahaan dibagian pembelian. Tugasku ya ngurusin semua pembelian yg dilaqukan Kantor, termasuk kontak suppliernya. Bosku ingin menservis beberapa pejabat yg suka banget maen golf, makanya aqu usulin untuk buatkan membership padang golf aja selama setahun. Bos setuju, dan dia suruh aqu nyari padang golf mana yg bonafid dan gak terlalu mahal membership feenya.

Setelah survei kesana kemari, akhirnya aqu kontak salah satu padang golf yg cukup punya nama, dan minta untuk ngirim marketingnya untuk diskusi ma aqu. Pada waktu yg telah ditentukan, datanglah seorang perempuan muda yg cantik dan sexy, dari padang golf yg kutelpon. Dia mengenakan pantalon dan blazer yg tak bisa menyembunyikan kemontokan buah dadanya. Aqu tak dapat menyembunyikan kekagumanku pada perempuan tersebut, Meydita namanya.

Mataqu jelalatan menelusuri tubuh sexynya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pandanganku fokus ke arah buah dadanya yg montok. Kelihatan Meydita mengerti apa yg kuinginkan. Dibukanya kancing blazernya dgn alasan panas, sehingga terlihatlah belahan buah dadanya mengintip dari balik tank topnya yg belahan dadanya rendah.

Pembicaraan mengalir cepat, karena dia telah dibekali dgn kebijakan mengenai harga dan lain-lain, maka dia bisa menjawab semua pertanyaan yg kuajukan. Dia membuat janji lagi untuk membawa proposal yg berisikan perjanjian-perjanjian lisan yg telah disepakati. Aqu melahap tubuhnya dgn pandangan yg penuh napsu.
Pada hari yg dijanjikan, aqu menelponnya mengatakan bahwa penanda- tangananproposal akan dilaqukan di apartemen kantor saat makan siang. Aqu juga mengelola beberapa apartment yg disewa kantor untuk tamu-tamu VIP. Kebetulan adaapartment yg sedang tak digunakan, makanya aqu mengundang Meydita untuk keapartment tersebut. Terus terang aqu telah sangat tergiur dgn kemolekan tubuhnya. Meydita tiba tepat pada waktunya. Aqu menyambutnya dgn mata berbinar-binar, saat itu dia menggunakan pakaian yg sama jenisnya dgn ketika ketemu pertama kali di kantor. Aqu santai saja, dasi telah kulepas, tangan baju juga telah kugulung. Aqu mengajaknya langsung ke meja makan dan menyantap makanan yg telah kusiapkan sembari ngobrol ke sana kemari. Akhirnya obrolan menjurus kearah yg aqu inginkan.

“Meydita, kamu cantik sekali, sexy lagi”, rayuku. “Kalau proposal ditandatangani
, saya dapet bonus apa?”.
“Bapak maunya apa?”, tantangnya.
“Maunya Meydita, boleh gak”, kataqu to the point.
“Maksudnya ditemani Meydita, gitu pak”, jawabnya sembari tersenyum.
“Iya Meydita nemenin saya di apartment ini, mau gak”, kataqu menjelaskan.
“Siapa taqut”, jawabnya.
“Tetetapi bapak tandatangani dulu ya persetujuan proposal ini”, jawabnya.

Segera proposalnya kutandatangani, memang aqu diberi wewenang untuk menandatangani proposal ini dan kuberikan padanya. Dia tersenyum melihat proposalyg telah kutandatangani, mungkin nilainya melebihi target penjualannya untuk bulan ini.

“Jangan panggil pak, aqu kan belum tua, panggil mas aja. Aqu mau mandi dulu ya, gerah, Meydita mau mandi bareng?” tanyaqu menggoda. Dia hanya tersenyum, aqu menghilang ke kamar mandi.  ak lama kemudian aqu keluar hanya dgn mengenakan celana pendek dan T shirt saja, santai.

“Giliranmu, di balik pintu ada kimono baru, pake aja, biar lebih relax ”, katanya sembari tersenyum.
Dia menghilang ke kamar mandi, tak lama kemudian dia keluar dgn hanya mengenakan kimono dari bahan handuk. Aqu terpana memandangnya, kimono itu pendek hanya 15 cm diatas lutut. Paha dan betis menjadi terlihat, tersingkap ketika dia melangkah. Kimononya melekat erat di tubuhnya, sehingga bokongnya yg besar, pinggangnya yg ramping dan buah dadanya yg membusung tercetak dgn jelas.Kimono itu tak diikatkan sempurna sehingga belahan buah dadanya menyembul di belahan baju.Aqu duduk di sofa dan Meydita langsung duduk disebelahku, merapat ketubuhku. Tanganku segera merangkul pundaknya.

“Meydita, kamu cantik dan seksi sekali”, kataqu sembari mencium pipinya.
“Ih, mas genit”, jawabnya manja.

Aqu mulai mengelus pahanya yg terbuka, kusingkapkan kimononya. Tanganku dibiarkannya mengelus makin ke atas dan berhenti di pangkal pahanya, kimono yg dipakainya makin tersingkap, dia sengaja merengangkan pahanya sehingga aqu dapat melihat CD minimnya yg tipis, rambut kemaluannya yg lebat menyeruak di kiri dan kanan CD serta sedikit dibagian atas CDnya.

“Rambut kemaluan kamu lebat ya Meydita, napsu kamu pasti besar ya. Aqu suka ngentot dgn perempuan yg rambut kemaluannya lebat”, kataqu dgn napas memburu.

“Kenapa begitu mas?’ tanyanya.
“Kalo perempuan rambut kemaluannya lebat, minta nambah terus kalo dientot, binal dan gak puas-
puas”, jawabku.
“Itu bukan binal mas, tetetapi menikmati”, jawabnya.
“Itu telah tau, kok tadi nanya”.

Meydita hanya tersenyum saja. Jariku mulai mengelus pangkal pahanya dan daerah kemaluannya. Dia menggeliat, geli. Aqu bangkit dan berlutut didepannya. Pahanya kuciumi bergantian, sembarikuremas-remas. Paha terbuka makin lebar sehingga aqu makin mudah mengakses daerah kemaluannya. Aqu jadi makin beringas, tali kimononya kuurai dan kimononya kulepas.

“Wow, Meydita, kamu merangsang sekali”, kataqu sembari memandangi tubuhnya yg hanya
berbalut bra dan CD.
“Kita teruskan diranjang yuk”, aqu tarik dia bangun dan kugandeng ke kamar.

Dia merebahkan diri di ranjang, setelah kimononya kulepaskan. Aqu langsung memeluknya. Kuciumi buah dadanya sembari kuremas-remas. Karena terhalang bra, tak lama branya kulepas. Aqu semakin semangat, kuciumi buah dadanya. Pentilnya kuemut, kugencet dgn gigi dan lidahku. Makin lama makin kuat emutanku dan makin luas daerah buah dadanya yg kuemut. Napsunya juga telah berkobar-kobar. Aqu membenamkan wajahku di belahan buah dadanya, kemudian bergerak ke bawah pelan-pelan mengarah ke perut. Pusernya kujilati. Dia menggelinjang karena kegelian. Napsuku makin berkobar saja. Aqu memeluk pinggulnya dgn gemas, kecupanku terus turun ke arah CDnya, aqu menjilati rambut kemaluan yg keluar dari samping CDnya, kemudian kucium daerah kemaluannya dgn kuat. CDnya telah basah sepertinya karena napsunya yg telah berkobar.

“Kamu udah napsu ya Meydita, CD kamu telah basah begini”, kataqu sembari tersenyum.
Aqu senang bisa merangsang napsunya sehingga dia tampak pasrah saja dgn tindakanku.
Aqu bangkit dan melepaskan semua yg melekat ditubuhku. Kemaluanku telah ngaceng dgn keras, lumayan besar dan panjang. Aqu menjepitkan kemaluanku di belahan buah dadanya, dan kugerakkan maju mundur. Dia membantu dgn mengepitkan kedua buah dadanya menjepit kemaluanku. Lama -lama gerakan maju mundurku makin cepat, aqu jadi merem melek keenakan,

“Baru dijepit buah dada aja udah nikmat Meydita, apalagi kalo dijepit kemaluan kamu ya”.
Napasnya juga telah memburu, selama ini dia menahan saja napsunya dan membiarkan aqu menggeluti sekujur tubuhnya.
“Meydita, enak banget deh”, kataqu tersengal-sengal.

Kemudian aqu berhenti, kemaluan kugesek-gesekkan di buah dadanya sembari terus meremas- remasnya. Gesekan kemaluanku terus kearah perut, sesekali digesekkan ke lubang pusarnya. Kembali dia menggelinjang kegelian.

Akhirnya, aqu melepas CDnya. Rambut kemaluannya yg lebat menutupi sekitar kemaluannya. Aqu mengangkangkan pahanya makin lebar. Rambut kemaluannya kusingkap dan terlihatlah kemaluannya yg telah basah sekali. Aqu menggenggam kemaluanku dan kugesek-gesekkan ke rambut kemaluannya, kemudian kuarahkan ke kemaluannya. Kemaluanku yg keras dan besar menyeruak diantara bibir kemaluannya. 

“Mas, gede banget kemaluanmu, masukin semua mas, Meydita udah pengen dientot”, rengeknya.
Aqu menggetarkan kemaluanku sembari kumasukkan sedikit demi sedikit ke kemaluannya. Sekarang kepalanya telah terjepit di kemaluannya. Dia menjadi belingsatan karena lambatnya proses memasukkan kemaluanku, padahal dia udah pengen dienjot keluar masuk dgn keras.

“Ayo dong mas, masukin semua, enjot mas, Meydita udah gak tahan nih”, kembali dia merengek minta dienjot.

Aqu hanya tersenyum saja. Pelan tetetapi pasti kemaluanku ambles ke dalam kemaluannya, telah masuk separo. Dia menggerakkan otot kemaluannya meremas-remas kemaluanku, aqu terpancing untuk menancapkan kemaluanku semuanya ke dalam kemaluannya.

“Duh mas, nikmatnya, kemaluan mas udah gede panjang lagi, masuknya dalem banget. Kemaluan Meydita sampe sesek rasanya”, katanya.
“Tetetapi enakkan”, jawabku.
“Enak banget mas, sekarang dienjot yg keras mas, biar tambah nikmat”, katanya lagi.

Masih dgn pelan-pelan aqu mengenjotkan kemaluanku keluar masuk. Sewaktu keluar, yg tersisa di kemaluannya hanya tinggal kepalanya saja, kemudian kuenjotkan ke dalam sekaligus sehingga nancap di bagian kemaluannya yg paling dalam.

“Enak mas, kalo dienjot seperti itu, yg cepat mas”, rengeknya lagi sembari terus mengejang-gejangkan otot kemaluannya. Aqu pun menjadi belingsatan karena remasan otot kemaluannya sehingga enjotanku menjadi makin cepat dan makin keras.
“Gitu mas, aduh enak banget deh mas, terus mas, terasa banget gesekan kemaluan mas ke kemaluan Meydita, nancepnya dalem banget lagi, terus mas, yg cepat”, katanya terengah- engah keenakan.

Aqu mempercepat enjotan kemaluanku, caranya masih sama, kutarik tinggal kepalanya saja dan terus kuenjotkan kembali ke dalam dgn keras. itu membuat dia menjadi liar, bokongnya menggelinjang saking nikmatnya dan dia terus merintih kenikmatan sampai akhirnya dia tak dapat menahan lebih lama.
“Mas, Meydita nyampe mas”, jeritnya.

Aqu masih bertahan juga dgn terus mengenjotkan kemaluanku keluar masuk dgn cara tadi. Nikmat sekali rasanya. Sampe akhirnya, aqu menarik kemaluanku keluar dari kemaluannya. Kembali aqu menggeser dan menjepitkan kemaluanku yg berlumuran dgn lendir dari kemaluannya di buah dadanya. Dia menjepit kemaluanku dgn buah dadanya dan aqu menggerakkan maju mundur. Karena panjangnya, ketika aqu mendorong kemaluanku maju, kepalanya menyelip ke dalam mulutnya, diemut sebentar sebelum aqu memundurkan kontolku lagi, berulang-ulang.

“Meydita, nikmat banget, aqu mau ngecret dimulutmu ya Meydita”, kataqu sembari terus memaju mundurkan kemaluanku.
“Kenapa gak Meydita ngecretin di kemaluanku aja mas, aqu lagi gak subur kok”, jawabnya.
“Nanti ronde kedua”, jawabku sembari dgn cepet memaju mundurkan kemaluanku.

Buah dadanya makin keras dijepitkan ke kemaluanku. Akhirnya aqu mendorong kemaluanku masuk ke mulutnya, segera diemutnya dgn keras.

“Meydita, aqu ngecret Meydita”, teriakku sembari mengecretkan pejuku kedalam mulutnya.
Dia segera menggenggam kemaluanku dgn tangannya, dikocok pelan sembari terus mengemut
kepalanya. Pejuku nyemprot beberapa kali sampe habis, banyak banget ngecretnya sampe meleleh keluar dari mulutnya. Dia menelan pejuku tanpa merasa jijik.

”Aduh Meydita, nikmat banget ya ngentot sama kamu. Kamu nikmat kan”, kataqu terengah”.
“Nikmat mas, Meydita mau lagi dientot”, jawabnya lemes.
Setelah nafsuku menurun, kemaluanku mengecil.
“Mas, lemes aja kemaluannya udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget”, katanya.
“Tetetapi kamu suka kan”, jawabku.
“Suka banget mas. Meydita suka kalo dientot kemaluan yg besar panjang seperti punya mas”.
“Kamu udah sering dientot ya Meydita, kayaknya kamu udah pengalaman”.
“Meydita cuma sering dientot kekasih Meydita aja mas, kemaluannya gak segede kemaluan mas, dientot mas jauh lebih nikmat”, jawabnya memuji.

Aqu memeluknya dan mencium pipinya.
“Kita istirahat dulu ya Meydita, kalo udah seger kita ngentot lagi”, karena lemes abis ngentot diapun tertidur dipelukanku. Cukup lama Meydita tertidur. Ketika dia bangun, hari telah gelap. Dia keluar dari kamar, masih bertelanjang bulat.
“Kamu tidur nyenyak sekali, cape ya. Kamu mau makan apa. Bisa delivery kok”, kataqu.
“Terserah mas aja”, jawabnya. “Meydita mandi dulu ya mas”.

Dia kembali ke kamar mandi, aqu memesan pizza dari restoran yg ada di lobby apartment. Selesai mandi, dia mengenakan bra dan CD yg lain lagi, tetetapi tetep minim dan sexy. Rupanya dia membawa beberapa CD dan bra yg minim dan sexy. Terdengar bunyi bel, pesananan makanan dateng.

“Kok cepet mas”, tanyanya.
“Aqu pesen pizza, di lobby bawah kan ada counternya. Kamu suka kan pizza”, jawabku.
“Kalo lagi laper, apa aja doyan kok mas, apalagi yg gede, panjang dan keras banget”, katanya
menggoda.
“Kamu merangsang banget Meydita,

memangnya daleman kamu seksi semua kaya begini ya. Asik dong kekasih kamu. Tetetapi ngeliat caranya kamu ngempot, kamu gak cuma ngentot dgn kekasih kamu deh”, jawabku.

“Biar mas napsu terus, makanya Meydita sengaja bawa beberapa daleman yg seksi begini”,
jawabnya sembari mengambil sepotong pizza.
Sembari makan, kita ngobrol ngalor ngidul.
“Mas kok tinggal sendiri, gak punya istri atau udah dicere”, tanyaqu.
“Belum punya istri kok. Meydita mau tinggal sama aqu, tetetapi gak boleh ngentot dgn kekasih lain”, jawabku.

Dia tak menjawab pertanyaanku, malah bertanya lagi.
“Memangnya mas gak punya perempuan?”
“Dulu punya, tetetapi kawin sama kekasih lain”, jawabku.
“Kenapa?” tanyanya lagi.
“Soalnya kalo pacaran aqu selalu ngajakin ngentot dan dia gak mau”, jawabku terus terang.
“Gak pernah ketemu sama perempuan itu lagi”, lanjutnya bertanya.
“Pernah, beberapa waktu yg lalu aqu ketemu dia di Ancol”, jawabku.
“Terus, mas ajak ngentot lagi”, sambungnya.
“Ya iya lah, rupanya dia gak puas dgn suaminya sehingga mau aja aqu entotin”, jawabku.
“Wah asik dong, berapa kali mas”, tanyanya lagi.
“Sampe 4 kali, sampe dia lemes banget”, jawabku.
“Wah mas kuat banget, Meydita dientot 4 kali juga ya mas”, rengeknya.

“Iya sekarang abisin dulu pizzanya. Kamu bener cuma ngentot sama kekasih kamu”, gantian aqu yg menginterogasinya.
“Enggak juga sih mas”, jawabnya.
“Terus sama siapa. Om om?” tanyaqu lagi.
“Iya mas, dikenalin sama temen, keterusan deh sampe sekarang”, jawabnya terus terang.
“Banyak dong koleksi om om nya”, lanjutku.
“Gak kok mas, Meydita cuma main sama 3 om aja, itu-itu terus”, jawabnya lagi.
“Pantes empotan kemaluan kamu kenceng banget, telah terlatih ya”, kataqu,
“Aqu mandi dulu ya”, aqu masuk kamar mandi.

Dia duduk disofa sembari nonton TV. Gak lama kemudian aqu keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana pendek. Aqu duduk disampingnya dan memeluknya.

“Gak dingin Meydita cuma pake daleman”, tanyaqu.
“Kan ada mas yg ngangetin”, jawabnya manja.

Aqu mempererat rangkulanku pada bahunya. Bibirnya segera kulumat dgn penuh napsu. Dia meladeni ciumanku dgn penuh napsu juga, napsuku telah mulai bangkit lagi. Aqu makin erat memeluknya, tangan kiriku meremas pinggangnya. Kemudian ciumanku beralih ke lehernya.

“Geli mas”, katanya sembari menengadahkan kepala sehingga aqu makin leluasa menciumi lehernya.
Tangan kananku mulai meremas buah dadanya yg masih dibungkus dgn bra, tak lama kemudian bra kulepaskan sehingga aqu lebih leluasa meremas buah dada dan memlintir pentilnya. Pentilnya telah menegang dgn keras, napsunya makin memuncak. Puas dgn lehernya, aqu turun lagi ke belahan buah dadanya, kedua buah dadanya kuremas-remas. Aqu menciumi belahan buah dadanya, kemudian ciumanku merembet ke pentilnya dan kuemut dgn gemas, sementara tanganku masih terus meremas-remas buah dadanya.

“Geli mas”, erangnya keenakan.
Emutanku makin keras, dan remasanku juga makin kuat. Pentil yg satu kuplintir dgn jempol dan telunjuk.

“Mas, geli”, rengeknya lagi.
Tetetapi aqu tak mempedulikannya, terus saja dgn kuremas dan kuplintir. Napsunya telah memuncak, dia menggeliat-geliat keenakan, kemaluannya telah basah dgn sendirinya dan menyerap di CD tipisnya. Dia tak mau kalah. kemaluanku diremasnya dari luar celana pendekku. Telah ngaceng, keras sekali. Celana pendekku dilepasnya dan kemaluanku langsung tegak, besar, panjang dan keras sekali.

“Mas gedenya, pantes kalo telah masuk kemaluan Meydita jadi sesek banget rasanya”, katanya sembari meremas-remas kemaluanku.
“Mas, terusin diranjang yuk”, ajaknya.
“Udah napsu ya Meydita”, jawabku sembari bangkit ke kamar bersamanya.

Di kamar aqu memeluknya dari belakang, sembari menciumi lehernya dan telinganya sampai dia menggelinjang kegelian, buah dadanya kembali kuremas- remas. Kemaluanku keras menekan bokongnya. Segera, CDnya kupelorotin dan dia kutarik ke ranjang. Aqu berbaring disebelahnya yg telah telentang. Kembali jempol dan telunjukku memlintir-mlintir pentilnya yg telah mengeras karena napsu sembari menciumi lehernya lagi. Dia menjadi menggeliat-geliat kegelian. Ciuman kemudian kupindah ke bibirnya, kulumatnya bibirnya dgn penuh napsu. Dia menyambut ciumanku dgn tak kalah napsunya. Aqu menindihnya, kucium kembali ke lehernya, kemaluanku yg keras menggesek-gesek pahanya. Puas dgn leher, aqu kembali menyerang buah dadanya. Aqu menciumi belahan buah dadanya dan kemudian mengemut pentilnya. Pentilnya kukulum- kulum dan kumainkan dgn lidah.

“Mas, geli”, katanya melenguh, tetetapi aqu tak perduli.
Aqu terus saja mengulum pentilnya yg mengeras sembari meremas buah dadanya. Aqu melaqukannya bergantian antara buah dada kiri dan kanan sementara kemaluan terus saja kugesek-gesekkan ke pahanya, dia mengangkangkan pahanya. Aqu kembali menciumi lehernya dan mengarahkan kepala kemaluanku ke kemaluannya. Kuputar- putar kepala kemaluanku dirambut kemaluannya yg lebat. Dia telah gak tahan, segera diraihnya kemaluanku sembari mengangkangkan pahanya lebih lebar lagi.

“Mas, gedenya, keras banget”, katanya mengarahkan kepala kemaluanku ke kemaluannya. Aqu pun menggetarkan kemaluanku

sehingga kepalanya mulai menyelinap masuk ke kemaluannya. Kepalanya telah terbenam di dalam kemaluannya. Terasa kemaluanku yg besar mulai mengisi kemaluannya pelan- pelan, nikmat banget rasanya.

“Terus masukin mas, enak banget deh”, erangnya keenakan.
Tetetapi aqu menghentikan gerakan kemaluanku, hanya kugerakkan pelan-pelan, sehingga hanya kepalanya saja yg menancap.
“Mas terusin dong, masukin semuanya mas biar sesek kemaluan Meydita, ayo dong mas”, protesnya.

Tetetapi aqu tetep melaqukan hal yg sama sembari menciumi keteknya.
“Geli, mas, ayo dong dimasukin semua kemaluannya mas”, rengeknya terus.
Tiba-tiba aqu menghentakkan kemaluanku dgn keras sehingga kemaluanku meluncur ke dalam
kemaluannya, amblas semuanya.
“Akh, mas” erangnya kaget.

Aqu diam sesaat, membiarkan kemaluanku yg besar dan panjang itu menancap semuanya di kemaluannya. Kemudian mulailah kuenjot, mula-mula perlahan, makin lama makin cepat kemaluanku keluar masuk kemaluannya.

“Enak Meydita”, tanyaqu sembari terus mengenjot kemaluannya.
”Enak banget mas, kemaluan mas kan besar, panjang dan keras banget. Kemaluan Meydita sesek rasanya keisi kemaluan mas. Gesekannya terasa banget di kemaluan Meydita. Mau deh Meydita tinggal sama mas, asal Meydita dientot tiap malem”, jawabnya.

“Bener nih”, kataqu dgn penuh semangat terus mengenjotkan kemaluanku keluar masuk.
Kemudian aqu merubah posisi tanpa mencabut kemaluanku dari kemaluannya. Kakinya kuangkat satu keatas dan aqu merebahkan diri miring. Enjotan kemaluan terus kulaqukan, dgn posisi itu terasa kemaluanku masuk lebih dalem lagi dan gesekannya lebih hebat lagi ke kemaluannya. Aqu terus mengenjotkan kemaluanku, sementara kedua buah dadanya kuremas-remas bergantian. Pentilnya juga kuplintir-plintir perlahan. Nikmat banget rasanya ngentot seperti itu.

“Enak mas”, erangnya.
Enjotanku makin lama makin cepet dan keras.
“Terus mas, enak banget”, erangnya untuk kesekian kalinya.
“Mas nikmat gak?” tanyanya.

“Enak banget Meydita, empotan kemaluanmu kerasa sekali, kemaluanku serasa diremes dan diisep, lebih nikmat dari emutan mulutmu”, jawabku sembari terus mengenjotkan kemaluanku keluar masuk.

“Terus mas, lebih keras mas, Meydita hampir nyampe”, erangnya lagi.
Aqu terus mengenjotkan kemaluanku keluar masuk, makin cepat. Dia merintih-rintih keenakan, akhirnya dia tak bisa menahan lebih lama.

“Mas, Meydita nyampe, akh”, terasa kemaluannya berkedut- kedut meremas kemaluanku yg masih keras sekali itu. Tubuhnya mengejang.

Aqu menghentikan enjotanku dan menurunkan kakinya. Dia terbaring mengangkang dgn kemaluanku yg masih menancap di kemaluannya, aqu kembali ke posisi semula menelungkup diatasnya.

“Mas, lemes banget deh”, lenguhnya.
“Tetetapi enak kan”, jawabku.
“Enak banget mas, terusin aja mas, kan mas belum ngecret”, jawabnya terengah-engah.
“Mas, hebat banget deh ngentotnya, belum pernah Meydita dientot dgn gaya seperti tadi, enak
banget mas”, katanya lagi.

Aqu kembali mendekapnya dan kemaluan mulai kuenjotkan lagi keluar masuk kemaluannya, perlahan. Dia mulai mengedutkan otot kemaluannya meremas kemaluanku yg sedang bergerak keluar masuk kemaluannya. Aqu melumat bibirnya, satu tanganku meremas-remas buah dadanya sedang tanganku satunya lagi menygga tubuhku. Pentilnya juga kuplintir-plintir, napsunya mulai bangkit lagi.

“Enak mas, terus yg kenceng
ngenjotnya mas”, erangnya.

Sembari terus melumat bibirnya, enjotan kemaluan kupercepat. Aqu menyelipkan kedua tanganku ke punggungnya. Dia pun memeluk dan mengusap-usap punggungku yg basah karena keringat. Kemaluan makin cepat kuenjotkan. Setiap kali masuk kemaluan kuenjotkan dgn keras sehingga nancep dalem sekali di kemaluannya, makin lama makin cepet.

“Meydita, kemaluanmu enak banget, empotan kemaluanmu kenceng banget Meydita”, erangku.
“Mas, terus mas, hebat banget deh mas ini, Meydita telah mau nyampe lagi, yg cepet mas”, akhirnya kembali dia mengejang sembari melenguh.
“Mas, Meydita nyampe, mas…”

Aqu terus saja mengenjotkan kemaluanku keluar masuk dgn cepat sampe akhirnya aqupun mengejang sembari menancapkan kemaluanku sedalam-dalamnya di kemaluannya.

“Meydita, aqu ngecret”, bersamaan dgn itu terasa pejuku nyemprot dgn dahsyatnya dalam kemaluannya. Nikmat banget rasanya walaupun sekarang lebih lemes ketimbang tadi siang. Beberapa saat kami terdiam, saling berpelukan menikmati permainan yg baru usai. Aqu menciumi lehernya, dan dia mengusap-usap punggungku. Nikmat banget ngentot dgn dia.

“Mas, nikmat ya mas, Meydita mau deh tinggal bareng mas, asal tiap malem dientot ya mas”, katanya pelan.
“Tetetapi kamu gak boleh ngentot dgn lelaki lain ya Meydita, karena kamu telah aqu punya”, jawabku.Dia tak menjawab, kemudian aqu mencabut kemaluanku yg telah mengecil dari kemaluannya, kemaluanku berlumuran peju dan cairan kemaluannya.

“Aqu ngantuk Meydita, tidur yuk”, kataqu sembari berbaring disebelahnya, tak lama kemudian aqupun terlelap lagi. Lemes, cape tetetapi nikmat banget.

Semaleman kita berdua tertidur, aqu terbangun ketika hari telah mulai remang-remang terang. Meydita pun ikut terbangun, dan dia segera ke kamar mandi. Karena harus kerja lagi, aqu segera ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi dia masih bertelanjang bulat sembari mengeringkan tubuh dgn handuk. Aqu masuk ke kamar, dari belakang aqu memeluknya,

“Ngapain mandi Meydita, kan masih mau satu ronde lagi”, aqu mencium lehernya sembari meremas-remas kedua buah dadanya dgn napsu. Kemaluanku yg telah mengeras kugeser-geserkan ke bokongnya.

Dia menggelinjang kegelian, aqu terus saja menciumi lehernya. Kemudian ciumannya bergeser ke bawah, ke punggungnya sampai akhirnya ke bongkahan bokongnya. Dia hanya mendesah- desah ketika aqu menyapu bongkahan bokongnya dgn lidahku. Pahanya kurenggangkan dan lidahku menyapu kemaluannya dari belakang.

“Mas, nikmat banget”, katanya sembari menunggingkan bokongnya ke belakang.
“Jilat terus mas, jilatin semuanya”, katanya terengah.

Aqu membuka belahan bokongnya dan menyapu lobang bokongnya sampe ke kemaluannya. Aqu
menjilati kemaluannya yg telah basah kuyup saking napsunya. Dia sempat menjerit kecil ketika aqu
mencolok kemaluannya dgn lidahku. Kemudian aqu berdiri lagi, ciumanku kembali bergeser ke atas,
ke punggungnya. Kedua tanganku meremas-remas buah dadanya dari belakang, beberapa kali dia
tersentak nikmat ketika kedua pentilnya kuplintir-plintir dgn jariku. Tangannya menjalar ke belakang,
meremas kemaluanku yg telah keras sekali dan mengurutnya dari atas ke bawah. Dia kubalikkan
sehingga berhadapan dgn aqu, buah dadanya mulai kujilati dan pentilnya kuisap-isap bergantian.
Napsunya makin memuncak ketika aqu menyodok-nyodok kemaluannya dgn telunjuk. Dia berdiri
mengangkang.

“Enak mas”, erangnya.
Permainan kuhentikan, aqu duduk diranjang dgn kaki agak mengangkang, dia segera berlutut
diantara kedua kakinya. Kemaluanku berdiri tegak dan keras sekali sehingga tampak urat-uratnya
menonjol. Segera dia mencekal kemaluanku dan dgn ganas dia menciumi kemaluanku. Aqu sedikit
mengerang sembari merebahkan tubuhku ke atas ranjang. Diapun segera beraksi.

Dijilatinya kemaluanku dari pangkal sampai ke kepala. Lalu diisap, dikulum dalam mulut sementara
tangan kirinya mengelus-elus biji pelirku. beberapa kali tubuhku tersentak karena nikmat. Lalu
dijilatinya biji pelirnya.

“Aaahhkk”, aqu mengerang kenikmatan, mendengar itu dia tambah gairah.
Terus dijilatinya biji pelirku. Sementara tangan kanannya mengurut-urut kemaluanku. Dgn kedua
tangan diangkatnya kedua pahaqu sehingga kedua lututku hampir menyentuh dadaqu. Dgn posisi
demikian dia leluasa menjilati kemaluanku. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya. Lalu dia
menjilat semakin kebawah.. kebawah.. dan akhirnya ujung lidahnya menyentuh bokongku yg
berbulu itu. Segera lidahnya menari-nari di bokongku. Tubuhku beberapa kali
bergetar.

“Aakkkh..Oougghh”, erangku.
Mendengar itu dia tambah bernapsu. Dicolok-coloknya lobang bokongku dgn ujung lidahnya.
Semakin dalam juluran lidahnya ke dalam lobang bokongku, semakin bergetar tubuhku, kemaluanku
yg dikocoknya terasa berdenyut- denyut. Aqu telah tak tahan. Lalu aqu memegang tangannya dan
membimbingnya naik ke atas ranjang. Dia kusuruh menungging diatas ranjang. Aqu menginginkan
doggy style. Sebelum mencobloskan kemaluanku, aqu sekali lagi memperhatikan bentuk
kemaluannya dari belakang, dia pun menanti penuh harap. Dan akhirnya kemaluan kutempelkan
dibibir kemaluannya dan kumasukkan perlahan-lahan ke dalam kemaluannya, terasa seret tetetapi
nikmat.

“Oohh.. Nggk… Ahhh”, desisnya ketika seluruh kemaluanku amblas.
Lalu aqu mulai melaqukan gerakan erotisku. Nikmat sekali. Dan dia cepat sekali nyampe dalam posisi
demikian. Aqu belum mau nyampe. Lalu kusuruh dia berbaring miring. Sementara aqu berada
dibelakang punggungnya. Dia segera menekuk kedua lututnya. Dan membiarkan aqu mencobloskan
kemaluanku ke dalam kemaluannya. Nikmat sekali. Dalam posisi demikian tangan kananku leluasa
meremas- remas buah dadanya dari belakang. Hentakan kemaluanku makin lama makin keras dan
cepat.

“Meydita, aqu mau ngecret dimulutmu lagi”, kataqu.
“Kenapa mas, kan lebih enak ngecret Meyditaonokku”, jawabnya.

Aqu menghentikan gerakanku. Lalu aqu mencabut kemaluan dari kemaluannya. Dan dgn gesit
diapun berlutut disampingku. Dia segera menjilati kemaluanku yg berlendir itu. Lalu diisap-isap
kemaluanku keras dan berurat itu.

“Ooh.. Nggkk.. Aakk”, erangku keenakan.
Dia semakin mempercepat gerakan kepalanya naik turun, beberapa kali aqu mengerang sembari
mengeliat, tetetapi belum ngecret juga. Lalu dia membasahi telunjuk tangan kirinya dgn ludah,
setelah itu dicucukannya telunjuk jarinya itu ke dalam bokongku. Tubuhku sedikit tersentak ketika
dia menekan jarinya lebih dalam lagi ke lobang bokongku. Nikmat luar biasa, dgn isapan pada
kemaluanku dan sodokan jari di bokongku. Hingga,

“Aaahh… Aaakkhh”, aqu mengerang hebat bersamaan dgn menyemburnya pejuku dalam mulutnya.
Crott.. Croot, banyak sekali sehingga kembali meleleh keluar dari mulutnya. Pejuku ditelannya. Lalu
aqu mengeluarkan kemaluanku dari dalam mulutnya. Tampak sedikit sisa-sisa pejunya masih keluar.
Dan dia segera menyapunya dgn lidahnya.

“Hebat… Hebat sekali kamu Meydita.” pujiku, dia hanya tersenyum saja.
“Terima kasih buat proposalnya ya mas, aqu tunggu proposal berikutnya. Kalo mas perlu Meydita,
call saja, dgn segala senang hati Meydita bersedia melayani mas kapan saja mas mau”, jawabnya.
Dia membersihkan diri lagi, demikian juga aqu. Kemudian dia kuantara pulang karena dia harus
segera masuk kantor, demikian pula aqu.