Thursday, December 22, 2016

Semalam Bersama Lizah

Semalam Bersama Lizah
Tawaran Lizah untuk menemaninya malam ini memang sangat menarik. Perjalananku yg sebenarnya merupakan tugas kantor, biarlah aqu abaikan dulu. Hujan lebat ku pikir cukup untuk menjai alasan keterlambatanku menyelesaikan tugasku di luar kota. Bercinta dgn Lizah, wanita belia penjaga warung untuk satu malam penuh, hanya akan terjadi malam ini. Karena itulah, ku putuskan untuk mengabiskan malam ini bersama Lizah….
Saat kami selesai bercinta, waktu menunjukkan jam 5 sore, Namun hujan waktu itu belum reda. Lizah kembali mengenakan pakaiannya dan keluar dari rumah, menuju warung kecil yg berada di depan rumah. Aqupun kembali mengenakan pakaianku yg berserakan dan mengikuti Lizah keluar. Rupanya Lizah sedang membereskan warungnya dan bersiap-siap tutup. Melihat Lizah melaqukannya sendiri, aqu berpikir untuk membantunya meskipun ku sadari sebenarnya aqu bukan siapa-siapa di sini. Aqu hanya seorang yg sedang numpang berteduh dari hujan….
Setelah semua barang dan perkakas warung dibereskan, Lizah kembali mengajakku masuk ke rumah. Aqu menurut saja permintaannya, karena ia pasti punya maksud mengajakku masuk. Di dalam rumah, Lizah kembali melepaskan seluruh pakaiannya, dan berbaring di kasur. Aqu pun berbaring di sampingnya, sambil memulai perbincangan ringan.
Lizah
“Ibu kamu kapan pulang, Lizah?”
“mungkin sebentar lagi….”
“Apa tidak dimarahi, Abang ada di sini?”
“Hmm….. Lizah yg tanggung jawab nanti…”
“kalau boleh tahu, Lizah akan bilang apa sama Ibu?”
“Lizah akan bilang bahwa Abang, pelanggan baru Lizah…. Biasanya kalau pelanggan baru memang begitu, Mas! Lizah akan melayaninya satu malam penuh dulu Gratis…”
“oh begitu ya? Terus, bayaran Lizah untuk satu kali main berapa sih? kalau boleh tahu…”
“Tergantung…!!! kalau Lizah lagi mood, paling-paling Lizah cuman minta Rp.50.000,- tapi kalau lagi tidak mood, Lizah minta’in sampai Rp.500.000,-“
“Kalau sama Abang, Lizah suka tidak?”
“kita lihat malam ini, bisa tidak Abang bikin Lizah suka sama Mas! hehehe…….”
Kata-kata Lizah membuatku tak sabar menunggu malam. Tanpa pikir panjang, kembali ku lepaskan seluruh pakaianku lalu berbaring kembali di samping Lizah. Badan mungil Lizah, dgn buah dada yg masih kencang, serta kemaluannya yg masih berbulu kecil, berbaring dalam keadaan bugil, membuat siapa saja yg menatap ingin bercinta dgnnya. Lagi pula, meskipun sudah tidak perawan, Namun lobang kemaluan Lizah masih cukup kuat mencengkram gagang kemaluanku.
“Lizah! kalau Abang mau mulai sekarang gimana?”
“Hehehe… udah tidak sabar, ya?”
“Abis Lizah sih, pakai acara bugil segala….”
“kalau Mas udah tidak tahan, langsung aja masukin….!”
Tanpa pikir panjang, aqu langsung membuka selangkangannya dan mengambil posisi untuk segera menancapkan gagang kemaluanku yg sudah kembali keras ke lobang kemaluan Lizah. Tanpa banyak kesulitan berarti, aqu telah berhasil membenamkan seluruh gagang kemaluanku di lobang kemaluannya. Dinding kemaluan Lizah yg kenyal dan lembab merupakan hal ternikmat yg pernah menjepit gagang kemaluanku. Aqu langsung memainkan bokong, menarik dan menghujamkan kemaluanqu ke belahan daging lembut di selangkangan Lizah.
Dalam Pertandingan kedua ini, permainan berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Selama permainan, aqu tidak pernah mengubah posisiku, aqu hanya terus menggenjot lobang kemaluannya dgn posisi aqu berada di atas, dan Lizah berbaring sekedar menikmati setiap gesekan pada dinding kemaluannya. Selama itu, beberapa kali Lizah seperti mengejang, dan mendekap badanku. Mungkin itu merupakan puncak kenikmatan yg beberapa kali ia lewati selama 1 jam permainan monoton. Air mani kembali ku tumpahkan di dalam lubang kemaluan Lizah di akhir permainan, dan badanku terkulai lemah dgn keringat yg bercucuran disekujur badanku. Pertandingan kedua, buatku sangat melelahkan. Aqu terhempas di samping badan Lizah, dan tanpa sadar aqu tertidur karena kelelahan.
Saat aqu tertidur dalam keadaan masih bugil, aqu merasa ada seseorang yg memegang dan mengocok kemaluanku dgn tangannya. Awalnya ku pikir itu pasti Lizah, jadi ku biarkan ia terus memainkan gagang kemaluanku, karena ku pikir mungkin Lizah kembali menginginkan untuk memulai Pertandingan ke-2. Namun ada yg janggal ketika gagang kemaluanku masuk ke dalam lobang kemaluan. Ku rasa, cengraman kemaluan Lizah tidak sekuat dua Pertandingan sebelumnya. Akhirnya ku buka mataqu, dan ternyata bukan masalah pada kemaluan Lizah, Namun masalah pada sosok yg sedang duduk di atas badanku dgn kemaluan tertancap ke lobang kemaluannya. Aqu melirik ke samping, ku lihat Lizah, masih terbaring di sampingku sambil tersenyum kecil kepadaqu.
“Abang! Ibu juga pingin nyoba merasakan kemaluan Abang yg besar dan panjang….” begitu kata-kata yg keluar menyambut keterkejutanku melihat sosok berbeda yg menikmati gagang kemaluanku. Aqu hanya terdiam dan kembali ku arahkan pandanganku kepada perempuan yg sedang menyebadaniku. Dia seorang perempuan setengah baya, mungkin usianya baru 30an atau 40an. Buah dadanya terlihat sudah kendor, Namun karena masih terbalut BH, maka masih terlihat menggoda. kemaluannya hitam ditumbuhi oleh bulu yg sangat lebat dan panjang, berbeda dgn kemaluan Lizah yg masih bersih dgn bulu-bulu kecil di atasnya. Namun tak mengapa, apapun itu, aqu hanya berpikir, itu juga tetap lobang kemaluan, lubang kenikmatan pria. Jadi, ku nikmati saja permainan Ibunya Lizah hingga akhirnya ia mengejang dan terkulai lemas dan jatuh di pelukanku.
Ku angkat lututku, dan ku peluk badan Ibunya Lizah, lau kembali ku mainkan kemaluanku yg masih tertanjap di lobang pada selangkangan Ibunya Lizah. Memang tidak begitu rapet, Namun setiap gesekannya juga masih memberi rasa nikmat dan dorongan untuk terus mengejar puncak puncak kenikmatan. Ibunya Lizah yg agak sedikit gemuk tak kuasa untuk menahan desahan-desahan yg terlantun senada dgn keluar masuknya kemaluanku di lobang kemaluannya…
“eeh… ehhh… aaahhhh….!” suara itu memberiku sebuah rangsangan yg cukup sehingga tidak seberapa lama menunggu, puncak kenikmatan kembali datang menghampiriku, Namun kali ini aqu harus menumpahkan air maniqu di lobang yg berbeda. Setelah mengetahui aqu telah mencapai klimaks persenggamaan, maka Ibunya Lizah bangkit dari posisinya, Namun Lizah menyambutnya dgn menjilati lobang kemaluan Ibunya yg basah dan mengeluarkan cairan putih di sela bibir kemaluannya. Lizah seperti begitu menikmati air air maniqu yg ada di lobang kemaluan Ibunya. Dalam lelah, ku hanya bisa menyaksikan sebuah pemandangan langka, permainan beraroma birahi antara Ibu dan anaknya….
Dari Pertandingan ke-4 hinga ke Pertandingan ke-7, pergumulan terjadi hanya dgn Lizah. Ibunya hanya membiarkan kami terus berpacu memburu tiap puncak kenikmatan sepanjang malam itu. Hebatnya, Lizah terus bisa melayani permainanku, dan pada setiap Pertandingan, Lizah selalu berhasil mencapai puncak kenikmatannya hingga berkali-kali. Dinding kemaluannya juga selalu terasa basah, dan kadang terasa becek dan banjir meluap hingga membasahi sprey kasur tempat kami melaqukan percintaan sepanjang malam itu. Pertandingan ke-7 berlangsung sekitar pukul 4 pagi. Puncak kenikmatanku juga tidak lagi berakhir dgn keluarnya air mani, Namun hanya berupa rasa pelepasan ketegangan pada sendi-sendi dan aliran darah di badanku. Sepertinya 7 Pertandingan permainan telah menguras habis stok air mani yg ku miliki.
Menjelang pagi, aqu bersiap untuk melanjutkan perjalanan dinasku ke luar kota yg seharusnya sudah ku laqukan dari kemaren, Namun ku ingin memberikan kado selamat tinggal pada Lizah dgn kembali melaqukan hubungan intim dan berharap mampu memberinya ratusan puncak kenikmatan dalam pertandingan terakhir.
Kali ini, aqu melaqukannya di kamar mandi sederhana yg hanya berdindingkan seng di bagian belakang rumah kecilnya. Dgn badan yg basah oleh air kendi yg dingin, kembali ku hujam lobang kemaluan Lizah dgn gagang kemaluanku yg menurut Ibunya cukup besar dan panjang. Dalam kesadaran bahwa stok air maniqu telah habis, aqu terus menusukkan kemaluanku di lobang kemaluannya berharap pertandingan terakhir ini berakhir dgn kepuasan yg tak terlupakan. Aqu terus menusuk lobang vagan Lizah dgn kecepatan maksimal yg ku bisa. Seperti jarum mesin jahit, aqu terus memacu kecepatan permainan gagang kemaluanku di lobang kemaluannya, berharap pertandingan cepat berakhir dgn kemenangan KO. Namun ternyata, aqu tidak bisa mencapai puncak kenikmatan bahkan pada saat ku merasa sudah sangat lelah. Akhirnya ku putuskan untuk menghentikan pertandingan. Namun Lizah tidak terima. Ia lalu menelantangkan badanku di lantai kamar mandi, dan duduk di atas badanku lalu mengarahkan gagang kemaluanku kembali masuk ke lobang kemaluannya. Setelah kemaluan tertanjap sempurna, ia mulai menari dan bergoyg, membawa gagang kemaluanku berdansa mengikuti arah gerakannya.
Trik permainan yg dilaqukan oleh Lizah, pastinya sangat melelahkan baginya. Terlihat dari keringat yg menggantikan basah air kendi yg telah kering di badan, karena lamanya permainanku dalam mengejar puncak kenikmatan. Namun trik tersebut cukup lumayan berarti, karena tidak berapa lama ia melaqukan itu, seluruh persendianku seakan menegang, karena kuatnya aliran darah di badanku yg seakan tersedot menuju ujung kemaluanku. Hingga akhirnya, aqu tak kuasa untuk menahan badanku yg mengejang melepaskan klimaks di ujung kemaluan yg tertancap sempurna di kemaluan wanita muda anak tukang warung.
Setelah mengetahui bahwa aqu kembali mencapai puncak kenikmatan, Lizah mengakiri Pertandingan 8 dgn kemenangan KO, sekaligus mengakhiri persenggamaan satu malam bersama Lizah. Pengalaman yg tak terlupakan dan mungkin tak akan terjadi lagi, karena aqu harus bayar jika ingin kembali bercinta dgn Lizah.