Thursday, December 22, 2016

Seks Kuli Kota Bandung

Seks Kuli Kota Bandung
Kota Kembang, begitu banyak orang menyebutnya. Ya itu dia Bandung dengan seribu satu pesonanya. Perkenalkan aku Hafiludin keseharian aku adalah kuli panggul beras dipasar, aku baru ikut bekerja jadi kuli sudah 3 hari ini umurku 17 tahun, aku dari desa menuju kekota untuk tambahan hidup dikeluarga, dahulu aku sering membantu ayahku disawah karena musim ini lagi musim paceklik aku mencari tambahan kekota “Bandung” dan mendapat pekerjaan dikios beras pak Nurdin.
Memang dilingkungan ini bebas aku sering melihat kuli lain sedang main kartu dan beberapa wanita mangkal di area pasar, yang selalu memancing birahi kuli laen memang bayaran untuk wanita disini cukup murah karena tau sendiri kelasnya juga kuli, seperti biasa para kuli selalu menggoda.
“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau” kata salah seorang diantara mereka. remas buah dada janda muda kesepian remas buah dada janda muda kesepian
“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh” perempuan muda yang bernama Marina itu menjawab.
Marina tidak terlalu cantik, badanya bahenol usianya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya.
“Iya masih ingusan, dari garut baru dua hari disini”.
Marina tersenyum genit dan mendekati Hafiludin yang dari tadi melihatnya.
“Kenapa jang kok kayak tidak pernah lihat perempuan aja”
“Ah enggak teh”, Hafiludin menjawab malu-malu.
“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mending sama saya aja”
“Apa ngutang tidak sudi, mending sama barang baru masih orisinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada disini sama mereka.”
“Awas jang jangan kena dirayu kena sipilis kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin kedokter nggak bakalan kena sipilis sudah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Marina memaki para kuli itu dengan sedikit marah.
Hafiludin agak rikuh juga karena Marina menggandeng tanganya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.
“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan.
“Hafiludin cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berdua menyusuri gang dibelakang pasar menuju kerumah Marina yang kebetulan dekat dengan pasar.
Sampai dirumah Marina kemudian menyuruh Hafiludin masuk dan kemudian mengunci pintu, Hafiludin sedikit keheranan.
“Ayo atu jangan malu-malu, nggak papa disini mah sudah biasa kayak gini” Kata Marina.
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya saya mau ajarin mau kan”, kata Marina sambil membelai dada Hafiludin yang bidang.
“Hafiludin hanya diam gemeteran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.
“Baju kamu dibuka aja ya” kata Marina sambil menarik kaos yang dipakai Hafiludin dan kemudian dia membuka resleting celana yang dipakai Hafiludin. Dengan nafsu Marina mencium bibir Hafiludin yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Marina Hafiludin juga mulai terbakar birahi. Marina mendorong Hafiludin ketempat tidur sehingga Hafiludin jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Marina menarik celana Hafiludin sehingga anak itu bugil. kemaluan Hafiludin sudah berdiri dan dengan reflek dia menutupi kemaluannya itu. Marina hanya tersenyum melihatnya.
“Wah sama saya sih gak usah malu-malu sudah sering lihat kayak gitu…”
Kemudian Marina membuka bajunya, Hafiludin makin salah tingkah melihat ada wanita bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ketempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.
“Ahhhh aduh geli teh” Hafiludin mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin teteh.
“Marina memegang kemaluan Hafiludin dan mengarahkan ke memeknya. Hafiludin melihatnya masih dengan badan gemeteran.
“Akhhh…” Hafiludin mendesah saat kemaluannya masuk kedalam memeknya Marina, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan dikemaluannya.
“Ahhhh….. ssss enak kan,” Marina naik turun sambil meremas-remas susunya.
Hafiludin merem melek menikmati goyangan Marina, kemaluannya serasa dipijat dan disedot didalam memek Marina, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Marina dan tanganya meremas remas seprey, baru saat Marina membimbing tanganya kesusu Marina.
“Remas… Akhhh” Hafiludin meremas-remas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Hafiludin Mulai mengemutnya persih seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Marina menegakkan badanya. Marina masih asik menggoyangkan pantatnya dan tanganya meremas-remas dada Hafiludin.
Hafiludin mulai gelisah tanganya kadang meremas susu, kadang meremas sprey dan kadang memegang pinggang Marina seolah-olah mengatur agar neneng menekan sedalam mungkin.
”Aduh.. teh.. aakhh”,Hafiludin mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badanya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan
“crot..crot..crot…” Entah berapa kali semburan yang keluar dari kemaluannya dan akhirnya Hafiludin terkulai lemas.
“Ya kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya” kata Marina dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.
Saat pagi hari ujang bangun dan melihat Marina yang tidur telanjang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Marina. Saat Marina merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Hafiludin tersenyum dan membiarkan Hafiludin memperlakukanya seperti itu. Hafiludin kemudian naik keatas tubuh Marina menindihnya dan mengarahkan kemaluannya kememek Marina lalu menekanya.
“Akhh.. Ngehh”Enak kan sss… Akhh. Tekan yang dalam din… Akhh..”
Hafiludin menggerakan pantatnya maju mundur dan Marina menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Hafiludin. Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.
“aduh din… terus… Akhh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeahh… terus akhhh…Akhh teh udin mau keluarkhh akhh teh… sss… Akhh… ngahouchh…”
“Teteh dateng din akh.. din…ouchkkhhh…” Badan mereka berdua menegang, Marina mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Hafiludin seperti busur panah, pantatnya menekan memek Marina dan tanganya meremas sepray dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Hafiludin rebahan disusu Marina dan kemudian tidur telanjang disisi Marina. Beberapa saat kemudian.
“Yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Hafiludin harus bayar yang murah kok cuman 20000 aja.”
Hafiludin hanya mengangguk tersenyum. Kemudian Marina mulai menjilati seluruh badan Hafiludin dada Hafiludin kemudian turun kebawah. Saat sampai dikemaluan Hafiludin, Marina menjilati kepala kemaluannya Hafiludin yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.
“akhh…teh…sss. Aduh geli… Akhh..”,Hafiludin mendesah dan badanya gemeteran, kemaluannya mulai mengeras lagi. Marina terus mengulum kemaluan Hafiludin sambil mengocoknya. Hafiludin menggerakan pantatnya naik turun.
“Akhhh..teh…tehhhh ouch…”
Sperma Hafiludin muncrat dimulut Marina dan sebagian meler keluar dan membasahi kemaluannya. Marina menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Hafiludin sampai bersih. Setelah mandi Hafiludin membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi kepasar.
“Kamu baru beberapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan” Pak Nurdin menasehati Hafiludin.
Hafiludin hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi karena terlanjur ketagihan Hafiludin sering pergi bersama Marina dan tapa disadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Hafiludin tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk membayar Marina dan kemudian dia pulang kekampung dengan perasaan malu yang teramat sangat.